Michelle04's Blog

Archive for November 2010

Kesetiakawanan social dalam bencana alam

 

Rupanya ujian bagi bangsa ini masih berkelanjutan. Cobaan beruntun seperti tidak ada habisnya, bencana alam, seperti banjir terjadi di mana-mana dan ternyata bukan monopoli Jakarta saja. Tanah longsor sampai gempa bumi yang meluluh-lantahkan tanah sorong (papua). Belum lagi cobaan deraan krisis ekonomi, yang mulai sekarang sudah mulai dirasakan akibatnya dan diperkirakan dua-tiga bulan mendatang akan lebih memprihatinkan lagi. Ujian dan cobaan yang tampak akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kita cintai ini, seyogyanya harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen bangsa; baik itu pemerintah, masyarakat, dan kita sendiri.

Tafsiran atas data kemiskinan berdasarkan TKPKRI (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia), Maret 2007, bahwa angka kemiskinan mencapai 37,17 juta (16,58%) dan di pedesaan mencapai 63,52%. Garis kemiskinan dengan indikator penghasilan Rp. 166.697,- per- bulan, untuk Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 74,38%. Sedangkan perhitungan berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi penurunan dari 3,43 (2006) ke 2,99 (2007). Indeks Keparahan Kemiskinan dari 1.00 (2006) ke 0.83 (2007). Ini berarti. rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Untuk tingkat pengangguran sendiri, posisi kita tertinggi di ASEAN. Bahkan dikatakan memberikan kontribusi 60% pengangguran di kawasan ini. Jumlah pengangguran telah mencapai di atas 10 juta orang dan diperkirakan akan bertambah sekitar 2.5 juta pada tahun ini sebagai akibat (terbanyak) pemutusan hubungan kerja seiring melesunya kegiatan industri. Belum lagi bila istilah ’pengangguran terselubung’ juga ikut di hitung maka tentu saja angka pengangguran pun bisa jadi menggelembung.

Ujian dan cobaan memang berat dan terasa akan lebih berat lagi apabila kita harus menanggung beban sendirian. Mungkin ada sebagian di antara kita telah terpola dalam pemikiran ’kesendirian’, individualistik. Di jaman mordernisasi dan globalisasi ini kecenderungan untuk bersikap individualistik hampir dirasakan sebagai suatu kewajaran, terutama di kota-kota besar. Hubungan antara sesama disekat dan dikotak-kotakan oleh kepentingan; di mana kepedulian dan uluran tangan terhadap sesama baru akan muncul dan dibutuhkan bersamaan dengan tuntutan atas kepentingan. Jika tidak berimbal kepentingan maka sentuhan kepedulian pun menjauh. Tidak sedikit yang telah lupa maknawi semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Tidak sedikit pula yang khilaf pada nilai dan kepribadian bangsa kita, semangat senasib sepenanggungan, perasaan bersama dan gotong royong. Nilai yang kemudian kita kenal dengan rasa kesetiakawanan sosial dan atau solidaritas.

Apa relevansi kemiskinan dan pengangguran dikaitkan dengan kesetiakawanan sosial atau solidaritas ? Sejujurnya seringkali kita salah arah untuk memahami dan meng-implementasikan nilai tersebut. Himbauan untuk menginternalisasi dan eksternalisasi semangat kesetiakawanan cenderung didengungkan untuk menggerakan kepedulian, simpati dan empati kita apabila terjadi musibah, seperti bencana alam. Ramai-ramai lah kita membentuk posko, menggalang santunan dana dan beragam kegiatan sebagai bentuk ekspresi sambung nurani. Lewat seminggu, dua minggu, sebulan maka getar rasa kemanusiaan kita pun kian luntur, berkurang bahkan tidak jarang lenyap entah di mana. Manusiawi ? cukupkah kepedulian itu hanya ditunjukkan manakala bencana terjadi dan setelahnya kepedulian tidak lagi dibutuhkan ?

Mungkin sudah saatnya kita merenungkan rasa sosial, kodrat kita sebagai bagian kecil dari kelompok yang lebih besar, yaitu peradaban keluarga, masyarakat, bangsa dan terlebih mahluk yang bernama manusia. Simpati dan empati sebagai perwujudan rasa kesetiakawanan sosial perlu terus menerus dihidupkan dalam sanubari, ditularkan dan ditanamkan pada anak-anak kita, keluarga dan handai taulan kita untuk kemudian dijalin secara bersama. Demikian pula bagi elite politik dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan memberi contoh tauladan. Sungguh turut gembira melihat keberhasilan sebagian (kecil) saudara-saudara kita atas kebelebihan materi hasil jerih payahnya sehingga mampu meluapkan kegembiraan akhir tahun dengan memenuhi tempat peristirahatan yang bagi sebagian orang hanya merupakan angan-angan dan mimpi. Kita pun senang melihat kendaraan mengular memenuhi kepadatan jalan raya, yang mungkin kita bisa tafsirkan sebagai indikator kesejahteraan sebagian dari kita. Kita pun sukacita meski diiringi perasaan cukup terperangah mendengar gaya hidup anak muda (di kota-kota besar, khususnya Jakarta) menghabiskan biaya berpuluh lipat dari indikator penghasilan kemiskinan hanya untuk rehat menghilangkan kepenatan mengunjungi pub atau sejenisnya. Namun rasanya akan lebih membanggakan apabila sebagian saudara-saudara kita itu mau mengekspresikan ketulusan hati untuk memahami kondisi saat ini, kalaupun masih belum dapat mengulurkan tangan untuk membantu maka alangkah elok jika dapat menahan diri atas kelebihan materinya sebagai wujud simpati dan empati kepada saudara-saudara yang masih belum dapat melepaskan diri dari belenggu keprihatinan.

Kita berharap kesetiakawanan sosial bukan sekedar retorika, ekspresi sesaat, seremonial atau menjadi hal yang sering kita dengungkan dan mudah diucapkan namun begitu susah untuk kita laksanakan. Rasa kesetiakawanan sosial sangat kita butuhkan sebagai perekat bersama dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi permasalahan bangsa. Mari kita asah terus kepekaan sosial untuk kemajuan bersama. Dan sejarah negeri merdeka ini sudah membuktikannya.

Hal yang sama juga di bahas oleh wakil presiden saat berada di Tokyo. Wapres menyampaikan hal tersebut saat bertemu dan bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang di Sekolah Indonesia Tokyo, Minggu malam waktu setempat.

“Akhir-akhir ini kita menghadapi peristiwa yang tidak menggembirakan, namun masyarakat kita teguh saat menghadapi musibah. Tapi kita bisa baca dan dengar bahwa kesetiakawanan masih hidup, dengan masa modern kesetiakawanan masih hidup,” kata Wapres.

Dijelaskannya, musibah bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air baru-baru ini di sisi lain bisa memperlihatkan bahwa kesetiakawanan dan rasa ingin membantu sesama masih lekat.

“Mereka yang punya tugas untuk menangani, ada juga relawan yang menyediakan diri dan waktunya bahkan ada yang meninggal untuk selamatkan warga masyarakat, saudaranya,” kata Boediono.

Rasa kesetiakawanan juga diperlihatkan, masih menurut Wapres, ketika warga yang rumahnya tidak terkena dampak bencana alam memberikan rumah penampungan sementara.

“Memang ada berita yang tidak terlalu baik dari segi dampak dan akibat bencana. Namun bencana ini juga membuktikan bahwa kesetiakawanan masih ada, mereka tidak berkomentar namun bekerja secara luar biasa,” tegasnya.

Wapres mengatakan, musibah yang hampir beruntun terjadi tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat putus asa.

Ia memaparkan Indonesia yang memang terletak di daerah yang rawan bencana telah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa ini bahwa dengan keinginan yang kuat maka dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

Dijelaskannya, pemerintah sudah memberikan yang terbaik dari yang mampu dilakukan untuk menangani bencana alam tersebut.

Masih terjadi

Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan berdasarkan penelaahan sejumlah ahli, aktivitas gunung Merapi di Daerah Istemewa Yogyakarta masih terjadi dan diharapkan tidak lebih besar dari sebelumnya.

“Kita mengharapkan bila sudah stabil maka pemerintah akan menyiapkan proses rekonstruksi dan rehabilitasi dengan program yang terencana,” paparnya.

Sementara itu untuk penanganan pascabencana di Mentawai, Sumatera Barat, Wapres mengatakan sudah mencapai tahap akhir untuk tanggap darurat dan tengah disiapkan cetak biru rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan tersebut.

“Kita mengharapkan cetak biru ini dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih baik. Wasior juga demikian dan tengah dalam tahap penyelesaian, prinsipnya akan dibangun dengan tata ruang yang benar,” kata Boediono.

Cetak biru yang dimaksud, tambah Wapres, mencakup juga menghidupkan kembali sektor ekonomi dan sosial.

Silaturahmi yang dihadiri sekitar 200 warga Indonesia di Tokyo tersebut dihadiri juga oleh Ibu Herawati Boediono, Duber RI untuk Jepang Muhammad Luthfi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Menurut M Luthfi, di Jepang terdapat 29.000 WNI atau setara dengan jumlah WNI di Korea Selatan. Dari jumlah tersebut 2.850 diantaranya mahasiswa dan ditargetkan dalam beberapa tahun ke depan mahasiswa Indonesia di Jepang bisa mencapai 5.000 orang.

Masih menurutnya, ada pula warga Indonesia yang memiliki kontrak kerja di Jepang sebanyak 5.786 orang diberbagai bidang, yang terbaru adalah di bidang perawat kesehatan.

Sejumlah BUMN juga memiliki kantor perwakilan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, Bank BNI dan PT Aneka Tambang. Bank Indonesia juga memiliki perwakilan di Jepang.

Dan adapun aksi yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kesetiakawanan adalah :

1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial

Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang

2. Membentuk Posko Peduli Sosial

Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana massal

3. Mengadakan Bhakti Sosial

Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.

4. Menggalang Dukungan Sosial

Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.

5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial

Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik (kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra), tokoh politik, artis selebritis (kasus Luna Maya) atau masyarakat awam biasa (kasus Prita Mulyasari).

Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang peringatannya setiap tanggal 20 Desember. Segala momentum peristiwa apapun baik secara pribadi maupun ada kejadian bersama yang bisa menggugah hati, semoga menumbuhkan semangat menggalang kesetiakawanan sosial nasional. Suatu semangat bersama untuk saling bantu membantu, dan bahu membahu, dalam membangun bangsa dan negara tercinta, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : michelia champaca

Kelas : 2 SA 02

NPM   : 14609579

1.      Jelaskan pengertian sosiologi menurut pandangan saudara, berdasarkan pendapat tentang sosiologi dari beberapa pakar sosiologi yang telah kalian pelajari.

2.      Jelaskan, mengapa sosiologi di kategorikan dalam kelompok ilmu sosial?

3.      Jelaskan perbedaan bahasan antara sosiologi dengan ekonomi atau politik yang juga termasuk di dalam lingkup ilmu-ilmu sosial.

4.      Sebut dan jelaskan empat sifat dari ilmu pengetahuan secara terperinci.

5.      Obyek dari sosiologi adalah masyarakat. Coba jelaskan masyarakat dari sudut pandang yang bagaimana yang menjadi objek dari sosiologi ?

6.      Masyarakat sebagai satu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, tentunya memiliki ciri-ciri pokok agar dapat disebut suatu masyarakat. Sebutkan ciri-ciri pokok dari masyarakat tersebut ?

7.      Untuk mempelajari obyeknya, sosiologi memiliki metode-metode atau cara kerja yang dapat dipakai, diantaranya adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Jelaskan kedua metode tersebut serta bagaimana penerapannya untuk mempelajari sosiologi ?

8.      Metode fungsionalisme juga sering digunakan oleh sosiologi, mengapa metode ini digunakan oleh sosiologi ?

 

Jawaban.

1.      Sosiologi menurut saya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

  • Rou cek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
  • J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
  • Max Weber, Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

 

2.      Sosiologi dapat di kategorikan sebagai kelompok ilmu sosial karena sosiologi mempelajari tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat luas baik dari individu maupun kelompok.

 

 

 

 

 

3.      Sosilogi           : Ilmu yang mempelajari tentang individu, kelompok, dan masyarakat luas yang

mencakup kebudayaan, strata, dan sifat.

Ekonomi        : Ilmu yang mempelajari tentang perekonomian.

4.

a) Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, dll. Merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.

b) Obyektif , yaitu dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.

c) Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip, dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.

d) Akumulatif, Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. Yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak sehingga demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

5.      Sosiologi sendiri mengkaji dan juga mempelajari suatu sistem dan nilai yang ada dan berkembang di dalam masyarakat. Sosiologi adalah suatu ilmu yang tidak menilai sebuah fenomena sosial dalam masyarakat berdasarkan benar dan salahnya. Sosiologi membahasnya berdasarkan pada sudut pandang yang luas, menilai berdasarkan baik dan buruknya  berdasarkan setiap sudut pandang  masyarakat yang berbeda latar belakang, baik dari sudut pandang ras, etnis, suku bangsa, agama, dan budaya. Sosiologi ini mempunyai peran yang sangat besar dalam masyarakat. Semua aspek kehidupan masyarakat selalu ada dalam kajian sosiologi, mulai dari hal yang kecil sampai hal yang besar dalam masyarakat.

 

 

6.      Ciri-ciri pokok dari masyarakat adalah

a.       hiprokisi atau munafik. Di depan umum kita megancam  kehidupan seks terbuka atau setengah terbuka. Tapi, kita malah membuka tempat mandi uap, tempat pijit, dan elindungi prostitusi.

Kalau ditawari sesuatu akan biang tidak namun dalam hatinya berharap agar tawaran tadi bisa diterima.

b.      Segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatnnya

c.       Berjiwa feodal yang dapat dilihat dalam tata cara upacara resmi kenegaraan

d.      Masih percaya tahayul atau hal-hal yang berbau ghaib

e.       Artistik karena dekaat dengan alam maka manusia indonesia lebih banyak dengan nalur

f.       Dan tidak hormat, boros, serta senang berpakaian bagus dan berpesta

7. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 

Penerapan metode kualitatif menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumen, dan FGD (Focus Group Discussion)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematisteri-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Penerapan metode kuantitatif  melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

8. Metode fungsionalisme digunakan oleh sosiologi karena Sosiologi sebagai ilmu sosial, Sosiologi berupaya menelusuri fungsi
berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
dan karena dengan metode fungsionalisme ini membantu sangat Sosiologi dalam
mempelajari masyarakat (lembaga masyarakat dan struktur-stuktur masyarakat).



  • None
  • No comments yet

Categories

  • 1 (10)